21 November 2016

[Resensi] Bumi


Namaku Raib, usiaku 15 tahun, kelas sepuluh. Aku anak perempuan seperti kalian, adik-adik kalian, tetangga kalian. Aku punya dua kucing, namanya si Putih dan si Hitam. Mama dan papaku menyenangkan. Guru-guru di sekolahku seru. Teman-temanku baik dan kompak.
Aku sama seperti remaja kebanyakan, kecuali satu hal. Sesuatu yang kusimpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan.
Namaku Raib. Dan aku bisa menghilang.

novel bumi, resensi bumi, novel tere liye


Penulis            : Tere Liye
Desain sampul: eMTe
Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN               : 978-602-03-0112-9

Raib, remaja perempuan berusia lima belas tahun. Sama seperti remaja pada umumnya, tidak menonjol dan tidak popular. Lebih suka menyendiri. Punya sahabat bernama Seli, dan dua ekor kucing, si Hitam dan si Putih. Raib memiliki kekuatan sejak kecil, tapi tidak ada yang tahu, termasuk kedua orang tuanya.

Waktu berumur dua taun, Raib senang bermain petak umpet. Ketika tiba giliran Raib yang bersembunyi, tidak ada yang bisa menemukannya. Padahal dia hanya menutup wajah dengan kedua tangannya. Raib kira orang tuanya hanya berpura-pura tidak melihatnya. Sejak ituah dia tahu kalau dia memiliki kekuatan. Bisa menghilang.

Raib sering menggunakan kekuatannya jika ingin menyendiri atau bosan. Kadang iseng memperhatikan Mama yang sedang sibuk menyiapkan sarapan.

Suatu hari Raib lupa membawa buku PR Matematika, alhasil dia harus keluar dari kelas selama pelajaran berlangsung. Dan sialnya lagi, Ali, murid jahil di kelas pun tidak mengerjakan PR, dan juga disuruh menunggu di luar. Supaya Ali tidak melihat dan mengganggunya, Raib memutuskan untuk menghilang.

Saat itulah tiba-tiba ada sosok tinggi kurus yang menyapa Raib, ketika dia dalam keadaan tidak terlihat. Raib kaget dan melepaskan kedua tangan dari wajahnya. Kehadirannya yang muncul tiba-tiba membuat Ali kaget dan curiga. Sejak saat itu Ali selalu memperhatikan Raib, dan mencoba segala macam cara untuk membongkar rahasianya.

Kejadian aneh pun mulai bermuncullan. Raib kehilangan salah satu kucingnya, si Hitam. Seluruh pelosok rumah sudah ditelusuri, tapi si Hitam tetap tidak ditemukan. Dan ketika Raib menanyakan si Hitam kepada Mama, Mama malah bersikeras kalau Raib hanya memiliki satu kucing, yang diberi nama si Hitam atau si Putih. Padahal Raib yakin sekali kalau dia memiliki dua ekor kucing.

Raib bertemu kembali dengan sosok tinggi kurus itu, yang bernama Tamus. Tamus muncul di kamarnya, di dalam cermin besar. Tamus menyusuh Raib untuk berlatih menghilangkan benda-benda. Dan si Hitam ada bersama Tamus.

Jadi siapa Tamus sebenarnya? Apa yang diinginkannya dari Raib? Dan kenapa si Hitam bisa ada bersamanya?

Buku ini memiliki cerita imajinasi yang unik. Aku teringat cerita Harry Potter, remaja yang bisa melakukan hal-hal aneh, dan ternyata dia adalah seorang penyihir. Certa yang membuat pembaca berpetualang ke dunia yang lain.

Di buku ini kita akan diajak berpetualang ke tempat-tempat yang tidak ada di dunia ini. Dunia berbeda dengan penampilan berbeda. Aku suka cara Tere menciptakan klan Bulan. Imajinasi tentang dunia baru dengan teknologi super canggih. Misalnya baju yang bisa menyesuaikan bentuk tubuh, mau badan kurus atau gemuk, ukuran baju ya cuma itu. Pengen punya satu deh.

Tokoh-tokoh utama dalam cerita ini yaitu Raib, Seli dan Ali. Tokoh-tokoh ini memiliki karakter yang kuat. Raib yang termasuk remaja labil, sering emosi dan bertindak tanpa berfikir, kadang-kadang membuat aku geram dengan tingkahnya. Seli yang lembut serta Ali si jenius yang kadang menyebalkan.

Buku ini memiliki tema cerita yang menarik untuk dibaca, selalu ada kejutan-kejutan di setiap bab yang membuat ingin terus membaca. Cocok untuk yang suka dengan buku bertema petualangan, dan dengan akhir cerita yang tidak terduga.

Yuk membaca ^^

post signature



No comments:

Post a Comment

enjoy your reading and don't forget to leave comment here